Kita Memang Harus Berbeda


"Iya, memang sudah tidak ada kesamaan dan kecocokan lagi, makanya kami memutuskan untuk berpisah." komentar seorang selebriti ketika ditanya perihal kasus perceraiannya. Dari pernyataan mbak seleb di atas tersirat bahwa untuk menciptakan suasana harmonis dalam hubungan laki-laki dan perempuan itu harus sama. Padahal, sudah seharusnya pria dan wanita itu berbeda. Struktur gonosom (kromosom seks), anatomi, morfologi,  memang harus berbeda kan?

Kamu versus Aku

Kali ini, saya akan share beberapa perbedaan kaum hawa dan adam yang mungkin menjadi "kerikil" dalam kehidupan sehari-hari (kalau ada yang ingin menambahkan, monggo diteruskan di kolom komentar ya :D )


 1. Si multitasking versus si one by one
Perempuan lahir dengan kemampuan multitasking yang cukup mengagumkan, walau kadang beberapa pekerjaan tersebut selesai tidak sesuai target. Contoh sederhana, ketika mencuci (dengan mesin) seorang ibu mungkin akan nyambi memasak, menyapu, atau menggosok pakaian (ada juga yang sambil menonton Uttaran, Gangga, dan lain lain. hehe). Empat atau lima pekerjaan dalam satu waktu bukan hal yang asing bagi wanita. Bagaimana dengan laki-laki? Makhluk yang satu ini memang sudah didesain untuk mengerjakan tugas satu demi satu. Biarkan satu tugas selesai baru lanjut ke tugas berikutnya. Fokus seorang laki-laki akan tertuju pada hal yang sedang dikerjakannya, jangan heran apabila pasangan anda akan betah duduk di depan laptop seharian ketika mengerjakan target pekerjaannya dan bukan tidak mungkin akan sedikit mengabaikan kita. Bayangkan apa jadinya bila perempuan dan laki-laki ditakdirkan menjadi sesama one by one? Sudah pasti pekerjaan domestik rumah akan menumpuk :D



2. 20.000 kata per hari versus 7000 kata per hari
Apabila ibu-ibu berkumpul/bertemu mereka akan sangat sulit kehabisan bahan cerita. Mulai dari kebutuhan dapur, harga sayuran, update fashion, berita terkini, pengasuhan bayi, sampai ke resep masakan andalan. Mari kita bandingkan dengan laki-laki yang kurang suka bercerita dan cenderung itu-itu saja ketika berkumpul dengan teman-temannya. Hal ini membuat dua sudut pandang yang berbeda bagi masing-masing kubu. Bagi perempuan, laki-laki terlihat tidak banyak bicara, sedangkan di mata laki-laki, perempuan tampak tidak kehabisan energi untuk berbica. Allan dan Barbara Pease (pengarang buku Why Men Lie and Women Cry) mengungkapkan bahwa memang terdapat pe rbedaan antara struktur otak yang mengatur kemampuan linguistik pada perempuan dan laki-laki. Bagian otak ini lebih berkembang pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki.
Wahai laki-laki yang mulai sebel menghadapi kecerewetan perempuannya, lihatlah penyampaian Ust. Salim A. Fillah (semoga Allah senantiasa merahmati beliau), "Wahai laki-laki, jika mencari istri jangan cari yang pendiam. Rugi. Carilah yang cerewet, cerewet yang shalehah. Cerewet itu memang fitrahnya perempuan, maka dari itu arahkan lah mereka kepada kebaikan. Buatlah kecerewetannya menjadi berkah bagi kehidupan rumah tangga.." (da ini ngetiknya aja jadi baper ._.). Entah akan seramai apa dunia jika semua laki-laki dan perempuan senang berbicara.


3.  Sulit berbicara to the point versus suka berbicara to the point
Dampak dari kemampuan linguistik yang berbeda akan terlihat jelas pada "cara penyampaian hal" dari perempuan dan laki-laki. Perempuan akan sering menyampaikan sesuatu secara tersirat dan lebih mudah menangkap pesan dari bahasa tubuh lawan bicara. Dibutuhkan kesabaran ekstra untuk memahami arah bicara dari seorang perempuan, apalagi kalau sudah bertanya "kamu mau ke mana?", "kamu kenapa?", atau "kita makan apa hari ini?" (laki-laki harus sabar ya *lol). Hal ini berkaitan dengan kecenderungan perempuan menggunakan emosi untuk mengolah informasi yang akan dia sampaikan dan yang disampaikan oleh lawan bicaranya. Perempuan akan lebih "peka" terhadap perubahan suasana lingkungannya dibandingkan dengan laki-laki.
Sikap kaum adam yang "to the point" sangat perlu dilatih dan dikembangkan untuk menjaga perempuan dari "kecerobohan" dan "kesensitifanny". Naluri dasar untuk bertahan, memimpin, dan membuat keputusan memang mutlak lebih dikuasai oleh laki-laki. Mengapa? Kelak mereka akan memegang peranan penting sebagai seorang pemimpin. Minimal, untuk memimpin dirinya sendiri. Setelah berumah tangga, kombinasi dua sifat unik ini pasti akan menjadi "romantisme" sendiri dalam hidup. 

 4. "Dengarkan ceritaku" versus "Aku ingin sendiri dulu" 
Perempuan pada umumnya akan senaaaang sekali berbagi dengan sahabatnya. Ketika memiliki masalah, perempuan akan cenderung senang bercerita untuk melegakan perasaan. Iya, untuk melegakan. Jalan keluar mungkin sudah dimilikinya, tapi dia masih butuh kekuatan untuk meyakinkan dirinya sendiri. Jangan heran ketika seorang wanita menceritakan sebuah masalah lebih dari satu kali. Teruntuk para laki-laki yang belum menikah, mulai latihan dari sekarang ya bagaimana cara jadi pendengar yang baik. Buatlah kesan satu hal yang sudah diceritakan berulang kali seolah ini adalah hal yang luar biasa bagi wanita :D
Sangat berbalik dengan laki-laki yang akan memilih menyendiri ketika menghadapi masalah. Mereka akan bercerita ketika telah berhasil menghadapi masalah. Suasana tenang dan tak ingin masalah diungkit menjadi suatu keharusan ketika laki-laki mulai masuk ke "gua"nya sendiri seolah tak ingin self esteem mereka terganggu. Hal ini yang harus dimengerti oleh para perempuan, biarkan lelaki menyelesaikan masalah mereka sendiri. Jangan sampai keluar kalimat "Kok kamu gak mau cerita sih sama aku, udah ada orang lain yang bikin lebih nyaman ya?", percayalah genderang perang akan semakin keras bertabuh. Cukup sediakan ruang tenang dan buat dirinya nyaman, contohlah sikap Ibunda Khadijah binti Khuwailid RA ketika mengahadapi Rasulullah yang sangat ketakutan setelah menerima wahyu dari Allah via malaikat Jibril. Khadijah tidak langsung membombardir Rasul dengan pertanyaan, melainkan membiarkan Rasul tenang dengan cara menyelimutinya. Entah akan jadi seperti apa Shirah Nabawiyah jika Khadijah tidak melakukan itu..

Laki-laki dan perempuan memang diciptakan berbeda untuk saling melengkapi. Kepingan puzzle harus berbeda bentuk kan supaya bisa membentuk gambar? Selanjutnya memang dibutuhkan kemauan dan usaha untuk saling memahami kekurangan dan potensi masing-masing. Bukan untuk saling menyalahkan dan mengkambing hitamkan sifat buruk yang ada.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ [النساء : 34]

Artinya: “Kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada oleh karena Allah telah memelihara (mereka)”. (QS. An-Nisa: 34)

(Dapet inspirasi nulis setelah baca buku Wonderful Couple nya Ust. Cahyadi Takariawan. Semoga berkenan ^^)

Comments

  1. Aku baca yang wonderful wife nggak selesai-selesai nih mbak Tressss.

    Btw, usaha untuk saling memahami kekurangan dan potensi masing-masing tentu butuh proses yang gak sebentar.

    Josssss bgt tulisannya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama Gi, wonderful wifenya belom tamat juga nih. Kesaing sama wonderful couple. Hehe..
      Sangat Gi, butuh usaha sangat keras dan niat yg terus diperbarui. Makanya nanti cari suami yg bisa "lift up" potensi kita. Hehe.

      Delete
  2. Replies
    1. Pada akhirnya dia bakalan curhat kan kalo punya masalah? Wkwk. Lu mah gitu sar. Diem diem diem, trus curhat :'D

      Delete
  3. bahasan lama yang dikemas menjadi menarik hehe. versus - versusnya ala kekinian tapi nggak bikin bosen untuk dibaca.
    Perbedaan itu indah, malah memang harus beda dalam hal saling melengkapi. yang penting belajar saling memahami. seperti maksud tulisan pembuka, ibarat puzzle terkadang berbeda harus ada sisi - sisinya yang cocok juga biar bisa terpasang. Semangat :D.
    salam kenal yak, pertama kali mampir di mari. izin buat follow :))

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal juga kang okky :)
      Semoga tulisan saya ke depannya bisa lebih baik dan semakin punya manfaat :)
      Mohon masukannya terus kang :)

      Delete
    2. Sama - sama, saling belajar ya :)

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Mana yang Duluan? (The Ways to Manage Your Priority)

reasons why i choose you